Bisakah Sektor Pariwisata Bantu Wujudkan Indonesia yang Lebih Hijau?

17 hours ago 1
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Sektor pariwisata berkontribusi pada peningkatan polusi udara akibat tingginya mobilitas wisatawan. Bisakah sektor ini berkontribusi untuk Indonesia yang lebih hijau?

Dalam rangka membahas upaya menekan peningkatan emisi karbon, detikcom menggelar acara bertajuk "Menuju Indonesia Hijau: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia" di Astor Ballroom, The St. Regis Jakarta.

Acara ini menekankan betapa pentingnya inovasi dalam energi terbarukan dan pengelolaan SDM secara berkelanjutan di berbagai sektor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa investor asing masih enggan berinvestasi di sektor energi hijau Indonesia, terutama karena kualitas SDM di negara ini yang dianggap masih rendah, sebagaimana dilansir dari detikFinance.

"Kita perlu mempercepat peralihan ke energi hijau dengan cara yang lebih efektif dan efisien," tuturnya dalam detikcom Leaders Forum di Jakarta pada Selasa (17/9/2024).

Potensi energi baru terbarukan (EBT) yang belum sepenuhnya dimanfaatkan memberikan peluang besar bagi sektor pariwisata untuk ikut serta dalam pengembangan energi hijau. Pariwisata berkelanjutan dapat menjadi penggerak utama dengan memanfaatkan sumber energi ramah lingkungan seperti tenaga surya, angin, atau panas bumi di destinasi wisata.

Ini tidak hanya membantu Indonesia mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2060, tetapi juga membuat pariwisata Indonesia lebih kompetitif di tingkat global.

Sektor Pariwisata dan Hilirisasi EBT

Hilirisasi energi terbarukan dalam sektor pariwisata dapat dimulai dengan integrasi teknologi hijau di destinasi-destinasi wisata. Contohnya, penggunaan panel surya di hotel-hotel atau fasilitas pariwisata dapat mengurangi ketergantungan pada listrik berbahan bakar fosil, sekaligus menekan biaya energi jangka panjang.

Inisiatif ini juga memberikan pengalaman unik kepada wisatawan terkait keberlanjutan. Selain itu, pengembangan ekowisata berbasis energi terbarukan bisa menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan dari negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika yang semakin sadar akan pentingnya pariwisata ramah lingkungan.

Destinasi yang menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan penggunaan energi bersih akan lebih menarik bagi segmen wisatawan.

Contoh Implementasi Energi Terbarukan di Pariwisata

Beberapa destinasi di Indonesia telah mulai mengadopsi energi terbarukan. Misalnya, di Bali, beberapa resor telah menggunakan tenaga surya untuk kebutuhan listrik mereka.

Hal ini menjadi contoh bahwa penggunaan energi terbarukan dapat mendukung keberlanjutan pariwisata tanpa mengorbankan kenyamanan wisatawan. Selain itu, destinasi seperti Taman Nasional Komodo mulai beralih ke energi ramah lingkungan untuk operasionalnya, seperti transportasi berbasis listrik.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia memiliki peluang besar untuk mendukung hilirisasi energi terbarukan. Dengan lebih banyak destinasi yang mengadopsi teknologi hijau, Indonesia dapat meningkatkan citra sebagai negara yang mendukung pariwisata berkelanjutan sekaligus mempercepat transisi energi.

Tarik Minat Investor Asing

Pariwisata berkelanjutan yang memanfaatkan energi terbarukan tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga membuka peluang bagi investor asing. Investasi dalam infrastruktur energi hijau di destinasi wisata dapat menjadi magnet bagi perusahaan-perusahaan internasional yang fokus pada keberlanjutan.

Pembangunan resort ramah lingkungan, fasilitas wisata berbasis energi terbarukan, serta sistem transportasi hijau dapat menarik minat investor dari negara-negara maju yang melihat potensi keuntungan ekonomi jangka panjang.

Sebagai contoh, perusahaan pengembang energi terbarukan bisa berkolaborasi dengan resor atau hotel di Bali untuk memasang panel surya atau mengembangkan teknologi geothermal di kawasan pariwisata. Kolaborasi semacam ini akan mendorong percepatan adopsi energi hijau di sektor pariwisata.

Peluang untuk Ekonomi Lokal

Pengembangan pariwisata berbasis energi terbarukan tidak hanya menarik investasi asing tetapi juga memberikan manfaat positif bagi ekonomi lokal. Misalnya, penggunaan teknologi hijau di destinasi wisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan, seperti teknisi panel surya dan pengelola infrastruktur energi bersih.

Masyarakat lokal juga dapat terlibat dalam pengembangan ekowisata, yang mendukung keberlanjutan dan memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan. Contoh nyata adalah di Tulum, Meksiko, di mana pengembangan pariwisata berkelanjutan telah menciptakan peluang bagi UMKM lokal untuk menyediakan produk organik dan layanan ramah lingkungan.

Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil

Dengan beralih ke energi terbarukan, sektor pariwisata dapat membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan banyak destinasi wisata yang tersebar, pengurangan emisi dari sektor transportasi wisata bisa menjadi langkah signifikan dalam menurunkan jejak karbon nasional.

Penggunaan transportasi listrik di destinasi wisata bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi emisi karbon dari transportasi darat dan laut. Selain itu, inisiatif ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang semakin peduli terhadap isu perubahan iklim.

Mendorong Perubahan Perilaku Wisatawan

Selain infrastruktur, perubahan perilaku wisatawan juga sangat penting dalam mencapai pariwisata berkelanjutan. Destinasi wisata yang menekankan penggunaan energi terbarukan akan memberikan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Wisatawan bisa diajak untuk lebih peduli terhadap jejak karbon mereka, seperti dengan memilih transportasi ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan energi di akomodasi.

Bagaimana, para traveler? Siapkah kalian bergabung dalam perjalanan menuju Indonesia yang lebih hijau dan mendukung pariwisata berkelanjutan?


(wsw/wsw)

Read Entire Article