Kejar Target Net Zero Emission 2060, Rosan: Kita Kerja Sama dengan Semua Negara

2 days ago 2
ARTICLE AD BOX

Jakarta - Pemerintah terus berupaya dalam mewujudkan nol karbon emisi atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060 di Indonesia. Namun dalam pelaksanaanya Ri memerlukan modal investasi yang sangat besar hingga ribuan triliun rupiah.

Untuk itu Menteri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengatakan pihaknya membuka banyak peluang bagi pengusaha dan investor, baik dalam maupun luar negeri, untuk menanamkan modalnya di sektor ini. Salah satunya ada sektor energi baru terbarukan (EBT).

"(Target NZE) itu bisa kita capai di 2060 tapi harapannya bisa lebih cepat apabila mendapatkan dukungan baik ini secara teknologi dan juga yang lainnya dari pihak luar," katanya seusai acara detikcom Leaders Forum 'Menuju Indonesia Hijau: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia,' di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).

"Kita terbuka, kita kerja sama dengan semua negara, kita bekerja sama dengan semua institusi baik dalam maupun luar negeri selama itu membawa kebaikan buat kita semua, mempunyai asas mutual benefit dan melangkah kita menuju energi hijau yang lebih cepat tentunya kita welcome ya," sambungnya.

Belum lagi jika investasi itu tidak hanya mampu meningkatkan produksi energi bersih di RI, tapi juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja dalam negeri hingga menciptakan transfer energi, Rosan mengaku akan memberikan dukungan penuh.

"Nah, buat kita selama itu bisa mengakselerasi kebutuhan energi energi hijau, bisa bersama juga menciptakan lapangan pekerjaan, bisa bersamaan juga bisa menciptakan transfer teknologi yang baik dan bisa membawa peningkatan dari segi sumber daya manusia kita, ya tentu kita sangat open ya," tegas Rosan.

Sebagai informasi, dalam catatan detikcom yang melansir dari laporan Kearney bertajuk Indonesia's Pathway to Net Zero 2060 dijelaskan untuk mencapai target tersebut Indonesia untuk melakukan investasi strategis sebesar US$ 2,4 triliun atau Rp 36.804 triliun (kurs Rp 15.355/dolar AS). antara tahun 2022 dan 2060.

Artinya Indonesia membutuhkan rata-rata investasi hingga U$ 62 miliar per tahun untuk mencapai target itu. Kemudian investasi strategis ini juga perlu menyentuh berbagai sektor utama termasuk agriculture, forestry, and other land use (AFOLU), energi, transportasi, limbah, dan industrial process and production use (IPPU).

"Investasi makro merupakan tulang punggung pertumbuhan inovasi dan ekonomi yang berkelanjutan," kata Presiden Direktur Kearney Indonesia Shirley Santoso dalam siaran pers, Jumat (13/9/2024).

Menurut dia dengan mengarahkan sumber daya ke sektor-sektor yang memiliki dampak signifikan dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, kita dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, mengurangi kemiskinan, dan mendorong inovasi yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan global.

Sementara itu dalam catatan detikcom yang lain pada Desember 2023 kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyampaikan Indonesia membutuhkan investasi lebih dari US$ 1 triliun atau setara Rp 15.433 triliun (kurs Rp 15.433) untuk mewujudkan target NZE 2060.

Jokowi meyakini banyak negara-negara berkembang yang mempunyai posisi seperti Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang kolaboratif dan inklusif berupa aksi-aksi nyata untuk menghasilkan karya nyata.

Dia juga menyebut pentingnya kehadiran beberapa platform pembiayaan yang memudahkan para investor untuk menanamkan modalnya dalam upaya pengurangan emisi karbon global. Di antaranya bursa karbon, mekanisme transisi energi sukuk dan obligasi hijau, pengelolaan dana lingkungan hidup dari Result-Based Payment.

"Indonesia mengundang kolaborasi dari mitra bilateral investasi swasta, dukungan filantropi, dan dukungan negara-negara sahabat. Target Paris agreement dan NZE hanya bisa dicapai jika kita bisa menuntaskan masalah pendanaan transisi energi ini. Dari situlah masalah dunia bisa diselesaikan," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (3/12/2023) lalu. (fdl/fdl)

Read Entire Article