Keluhan Suporter: Tiket Timnas Mahal, Masa Pelayanan Bobrok?

1 week ago 4
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Keluhan soal pertandingan Timnas Indonesia lagi-lagi muncul dari suporter. Pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan harga tiket yang dipasang PSSI.

Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (10/9/2024) malam WIB, menjadi lautan merah karena diisi puluhan ribu suporter yang ingin menyaksikan aksi Skuad Garuda menghadapi Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Penyelamatan-penyelamatan kelas dunia yang ditunjukkan Maarten Paes di bawah mistar paling menyita perhatian. Selain tentunya penampilan Rizki Ridho Ramadhani dan Jay Idzes menggalang pertahanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia mampu menahan Australia tanpa gol hingga akhir laga dan meraih poin keduanya di Grup C. Hasil yang membuat para suporter bangga.

Tapi, ada saja kekurangan yang terjadi di luar lapangan, lagi-lagi soal tiket dan manajemen penonton oleh panitia pertandingan. Salah satunya dikeluhkan oleh suporter Indonesia asal Depok, Satrio Anindito.

Lewat unggahan di akun instagramnya, Satrio berkeluh kesah soal banyaknya "penonton gelap" yang memaksa masuk sebelum pertandingan. Alhasil, penonton meluber hingga lorong masuk dan tribune sehingga mengganggu kenyamanan penonton bertiket.

Apalagi masih ada saja penonton yang memaksa masuk ketika pertandingan sudah dimulai dan membunyikan terompet yang membisingkan telinga.

"Di atas pk. 18, kursi-kursi di area ini sudah penuh dengan penonton, sementara di bagian utara-selatan, sebenarnya masih banyak kursi yang kosong, tapi masih banyak orang yang memaksakan untuk menonton di bagian timur ini, akibatnya, gang-gang terisi oleh orang-orang tersebut. Mereka memenuhi gang, tangga dan juga area pintu masuk, sangat mengganggu pandangan dan juga pergerakan orang yang mau keluar-masuk untuk ke toilet atau membeli jajanan di teras luar. Dari segi keamanan pun sangat terganggu, bagaimana kalau terjadi keadaan darurat?," ujar Satrio lewat akun @satanindito.

"Menjelang kickoff, tribun utara-selatan terlihat penuh, dan di gang-gang sekitar saya duduk pun tambah sesak..pertanyaannya, kok bisa jumlah penonton jauh melebihi kapasitas kursi???."

"Hal ini memang wajar terjadi pada era sebelum renovasi SUGBK tahun 2016, tapi setelah renovasi, harusnya kelakuan penonton dan penyelenggara jg direnovasi. Petugas-petugas di tiap pintu harusnya lebih tegas menghalau penonton yang memaksa masuk, ketika area kursi sudah terisi penuh, mereka harus mencari area yang masih kosong..hargai dong orang-orang yang sudah berkorban masuk ke stadion lebih awal untuk dapat menonton lebih nyaman. Faktor keamanan juga penting, gang-gang/tangga merupakan jalur utama evakuasi kalau terjadi hal kedaruratan.

"Bisa lebih baik yuk @pssi @erickthohir @arya.m.sinulingga @love_gbk."

[Gambas:Instagram]

Satrio meminta PSSI dan pihak panitia penyelenggara agar bisa lebih baik dalam manajemen pertandingan kandang ke depannya. Apalagi animo masyarakat pastinya lebih besar setelah melihat dua pertandingan awal di kualifikasi.

Satrio tidak mau kejadian serupa terulang lagi, mengingat ada banyak penonton yang membayar mahal untuk menyaksikan laga tersebut. Sebagai informasi, Satrio membeli tiket Indomie Upper Garuda (Tribune atas) seharga Rp 250 ribu.

"Saya sarankan perketat dan pertegas keamanan, kalau tribun sudah penuh, jangan boleh masuk, harus dihalau. Semalam itu di pintu yang jaga cuma 1-2 orang, ya gimana menghalaunya?," ujar Satrio dalam perbincangan dengan detikSport.

"Yang gak habis pikir kok bisa orang-orang yang gak bertiket lolos pemeriksaan scan tiket? Tiket dah mahal masa pelayanan bobrok," papar Satrio yang menonton laga Timnas bersama lima temannya itu.

(mrp/nds)

Read Entire Article