Luhut soal Family Office Jadi Sarang Pencucian Uang: Emang Kita Bego?

2 days ago 2
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Rencana pemerintah mendirikan Family Office menuai kritik, salah satunya menyangkut potensi pencucian uang. Lewat Family Office, nantinya orang-orang kaya dapat menyimpan uang mereka tanpa membayar pajak.

Isu pencucian uang lantas disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut menilai banyak orang terlanjur berburuk sangka soal Family Office, padahal ia menegaskan pemerintah paham betul soal rencana tersebut.

"Kita langsung di luar bilang, wah nanti ada uang drug, nanti ada money laundry, terus buruk sangka. Emang kita bego apa? Kita juga tahu kok. Parameternya kita lihat, kita nggak mau juga kita jadi bermasalah," katanya Temu Bisnis P3DN VIII di ICE BSD, Tangerang, Selasa (17/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Luhut, ada 28 ribu orang kaya di dunia yang sedang mencari tempat untuk menyimpan kekayaan mereka. Indonesia, khususnya Bali, menjadi salah satu tempat yang potensial.

Oleh karena itu Luhut berharap pemerintah Indonesia bisa memberi kebijakan yang kompetitif demi mengejar potensi tersebut. Saingannya tak main main, mencakup Singapura, Hong Kong, hingga Uni Emirat Arab.

"Jadi negara ini harus bersiap kompetitif. Kalau kita kompetitif dengan Singapura, Hong Kong, Abu Dhabi, Dubai, orang datang kemari," sebut dia.

Sebagai informasi, lewat Family Office pemilik dana memang tidak akan dikenakan pajak. Namun mereka harus mau memutar uangnya di Indonesia dengan berinvestasi di sejumlah proyek unggulan.

Nantinya pemerintah akan mendapat setoran pajak dari proyek investasi yang masuk. Luhut menyebut skema ini menjadi salah satu opsi menarik investasi.

(ily/das)

Read Entire Article