Mbappe Tolak Mediasi soal Gaji dengan PSG

1 week ago 4
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kylian Mbappe menolak melakukan mediasi dengan Paris Saint-Germain yang belum membayar lunas gajinya. Ia pun siap membawanya ke pengadilan tenaga kerja lokal.

Diberitakan ESPN dan The Athletic, pada Rabu (11/9) lalu komisi hukum Ligue de Football Professionnel (LFP) selaku operator Liga Prancis memberi saran kepada kedua pihak agar melakukan perundingan. Dengan begitu, masalah bisa selesai secara kekeluargaan.

Diketahui pihak Mbappe sendiri yang awalnya meminta agar komisi hukum LFP terlibat dalam hal ini. Namun pihaknya tak mau mengadakan mediasi, menekankan bahwa PSG belum membayar tiga bulan gaji dan sisa sepertiga dari bonus loyalti. Jumlahnya mencapai 55 juta Euro.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, PSG justru mengupayakan adanya mediasi ini sejak berbulan-bulan. Mereka juga berargumen tidak berutang apapun kepada Mbappe. Menurut mereka, Mbappe sudah bersedia melepas bonus sewaktu kembali dimasukkan ke dalam tim utama usai dibekukan pada tahun lalu.

Jika mediasi tak berjalan, maka jalan yang tersisa adalah membawa kasus ini ke pengadilan tenaga kerja. Itu jika Mbappe memilih langkah tersebut.

Mbappe saat ini telah bermain dengan Real Madrid. Ia dikontrak lima musim dengan gaji 15 bersih juta Euro per musim. Ia juga menerima bonus bergabung sebesar 150 juta Euro yang dicicil selama durasi kontrak.

Awal mula kisruh

Pada musim panas 2023, Mbappe yang menolak meneken kontrak baru bersama PSG sempat dibekukan dan tak dibawa ikut dalam tur pramusim ke Asia. Ia berlatih terpisah bersama para pemain yang tak lagi masuk rencana Luis Enrique. Namun pada keberjalanannya ia kembali masuk skuad usai adanya 'rekonsiliasi' dengan manajemen.

'Rekonsiliasi' itu berupa proposal perjanjian yang berisi Mbappe akan mengurangi bonusnya sebesar 55 juta Euro. Proposal itu diajukan oleh tim legal Mbappe. Hanya saja, proposal itu tak pernah diteken atau dikirim ke pihak liga sebagaimana mestinya.

PSG beralasan mereka tidak meneken proposal itu karena sudah ada kesepakatan verbal antara Mbappe dengan Presiden Nasser Al-Khelaifi. Janji lisan itu, menurut klaim PSG, disaksikan Enrique dan direktur olahraga Luis Campos dan terdiri dari dua skenario.

Pertama, Mbappe bersedia memperpanjang kontrak dengan PSG dan boleh pergi asal dengan biaya transfer 180 juta Euro. Jika kondisinya begitu, ia akan diberi 82 juta Euro sebagai bous loyalti. Artinya, PSG untung 98 juta Euro.

Kedua, ia bisa pergi secara gratis di musim panas 2024, tapi harus menerima pengurangan remunerasi pada musim 2023-24 sesuai pengembalian investasi yang tertera di skenario pertama. Dengan begitu, PSG akan tetap 'memperoleh' 98 juta Euro meski caranya dengan menghemat pengeluaran untuk Mbappe.

Jika kedua pihak akan bertarung di pengadilan, besar kemungkinan PSG akan meminta angka itu sebagai hasil karena telah berinvestasi pada Mbappe. Namun tanpa ada kesepakatan yang diteken, besar kemungkinan hukum tenaga kerja Prancis akan berpihak pada Mbappe. Di negara itu, menahan gaji adalah pelanggaran hukum.

(adp/adp)

Read Entire Article