
Kalender Hijriah adalah sistem penanggalan Islam berdasarkan peredaran bulan. Mempelajari sejarah penanggalan Hijriah cukup penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Kalender Hijriah tidak hanya digunakan dalam menentukan waktu ibadah umat Islam, seperti puasa Ramadan, haji, dan hari raya, tetapi juga bernilai sejarah. Penetapan Kalender Hijriah berkaitan langsung dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Makkah ke Madinah.
Sejarah Penanggalan Hijriah yang Dicetuskan Umar bin Khattab

Dikutip dari laman nu.or.id, sejarah penanggalan Hijriah tidak terlepas dari Umar bin Khattab. Umar bin Khattab adalah orang yang pertama kali mencetuskan penanggalan Hijriah.
Suatu sore di sudut Kota Madinah, sejumlah sahabat tampak memperhatikan Khalifah Umar bin Khattab yang tengah diliputi kegelisahan.
Hal ini disebabkan oleh surat yang baru saja diterimanya dari Abu Musa Al-Asy’ari, Gubernur Basrah saat itu, yang berisi laporan pertanggungjawaban.
Selama dua setengah tahun menjabat sebagai penerus Abu Bakar, Umar mulai menyadari bahwa banyak surat resmi kekhalifahan, baik yang dikirim maupun yang diterima, tidak mencantumkan tanggal secara jelas.
Sejumlah arsip bahkan tidak mencatat tahun pembuatan dokumen tersebut. Surat-surat yang tidak dilengkapi penanggalan dapat menimbulkan kesulitan besar dalam pengelolaan administrasi pemerintahan.
Oleh karena itu dilakukanlah musyawarah dengan para sahabat. Mereka semua sepakat bahwa perlu adanya suatu sistem penanggalan resmi yang diperuntukkan buat kepentingan Islam.
Penentuan kalender dalam sistem Hijriyah didasarkan pada peredaran atau rotasi bulan (lunar), yang menjadi ciri khas utama dan sekaligus membedakannya dari kalender Masehi yang berpatokan pada rotasi matahari (solar).
Salah satu perbedaan paling mencolok antara keduanya adalah waktu dimulainya hari. Dalam kalender Masehi, hari dimulai tepat pukul 00.00 waktu setempat. Sementara itu, dalam kalender Hijriah, hari dimulai sejak terbenamnya matahari di suatu wilayah.
Dalam setahun, kalender Hijriyah terdiri dari 354 atau 355 hari, lebih pendek sekitar 10 hingga 11 hari dibanding kalender Masehi yang mencakup 365 atau 366 hari.
Perbedaan jumlah hari ini menyebabkan tanggal-tanggal penting dalam Islam, seperti Ramadan atau Idulfitri, berpindah-pindah setiap tahunnya dalam kalender Masehi.
Sistem penanggalan kalender Hijriah dengan rotasi bulan ini di abadikan dalam surah Yunus ayat 5:
Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
Baca Juga: Informasi Lengkap Kalender Juli 2025, Apakah Ada Libur?
Itulah sejarah penanggalan Hijriah atau tahun Islam. Sejarah penanggalan hijriah atau tahun Islam dimulai pada zaman Khalifah Rasyidin kedua, Umar bin Khattab. (Umi)