
Pelabuhan di Jakarta yang dijadikan objek wisata dan situs peninggalan sejarah adalah tempat bersejarah yang menyimpan jejak penting perjalanan perdagangan dan budaya di Indonesia. Pelabuhan ini menjadi saksi bisu aktivitas maritim sejak abad ke-16.
Ini adalah bukti nyata bagaimana warisan masa lalu bisa tetap hidup berdampingan dengan kehidupan modern ibu kota. Keberadaannya penting secara historis sekaligus memberikan nilai edukatif dan daya tarik wisata yang unik bagi masyarakat.
Pelabuhan di Jakarta yang Dijadikan Objek Wisata dan Situs Peninggalan Sejarah adalah Sunda Kelapa

Berbicara soal sejarah Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan Jakarta, satu hal yang menarik adalah pelabuhan yang menjadi pusat kegiatan di masa lalu. Pelabuhan di Jakarta yang dijadikan objek wisata dan situs peninggalan sejarah adalah Sunda Kelapa.
Pelabuhan ini menyimpan banyak cerita tentang masa lalu, baik dari sisi perdagangan, budaya, maupun perjuangan bangsa. Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki sejarah panjang yang berawal sejak masa Kerajaan Sunda sekitar abad ke-12 hingga ke-16.
Pada masa itu, pelabuhan ini dikenal sebagai pusat perdagangan yang sangat penting di wilayah Nusantara. Banyak pedagang dari berbagai daerah dan bahkan dari mancanegara, seperti Tiongkok, Arab, hingga Eropa berdatangan. Tujuan mereka adalah untuk berdagang rempah-rempah, kain, logam mulia, dan komoditas lainnya.
Nama “Sunda Kelapa” berasal dari masa Kerajaan Sunda, dan pelabuhan ini menjadi gerbang utama bagi kerajaan tersebut dalam menjalin hubungan dagang dengan wilayah luar. Bahkan pelabuhan ini sempat menjadi incaran bangsa Portugis pada awal abad ke-16 karena letaknya yang strategis.
Berdasarkan buku Budaya Bahari, Djoko Pramono, (2005), pada 1527, pasukan Fatahillah dari Kesultanan Demak berhasil merebut pelabuhan ini dari kekuasaan Portugis. Mereka lalu mengganti namanya menjadi Jayakarta, yang kemudian berkembang menjadi Jakarta seperti sekarang.
Kini, Pelabuhan Sunda Kelapa tidak hanya digunakan untuk kegiatan bongkar muat oleh kapal-kapal tradisional, seperti pinisi, tetapi juga dimanfaatkan sebagai objek wisata bersejarah. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, datang untuk melihat langsung aktivitas pelabuhan yang masih mempertahankan nuansa klasiknya.
Pemandangan deretan kapal pinisi dari kayu yang berlabuh menjadi daya tarik utama. Suasana pelabuhan yang masih hidup dan berdenyut seperti masa lalu membuat para pengunjung merasa seolah sedang menyaksikan potongan sejarah yang masih berlangsung.
Di sekitar kawasan pelabuhan juga terdapat beberapa bangunan tua bergaya kolonial yang kini dijadikan sebagai museum dan galeri seni, seperti Museum Bahari dan Menara Syahbandar. Kedua tempat ini menambah nilai wisata edukatif karena memberikan informasi lengkap tentang sejarah maritim Indonesia dan pelabuhan itu sendiri.
Selain itu, pengembangan Sunda Kelapa sebagai objek wisata juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Mulai dari pedagang kaki lima, penyedia jasa wisata, hingga pengelola museum dan galeri seni.
Baca Juga: Mengenal Nama Lain dari Museum Fatahillah di Kota Tua Jakarta
Pelabuhan di Jakarta yang dijadikan objek wisata dan situs peninggalan sejarah adalah Sunda Kelapa. Dengan menjaga dan mengenal tempat seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, artinya turut melestarikan warisan budaya bangsa dan membangun kesadaran sejarah di tengah masyarakat modern. (DNR)