Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap kebijakan tarif impor baru Presiden AS Donald Trump memiliki pengaruh kepada harga baja.
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta menjelaskan ekspor baja Indonesia ke AS memang kecil, meski demikian tarif baru AS akan berdampak pada tekanan harga karena negara seperti China mengalihkan ekspornya ke ASEAN termasuk Indonesia.
“Hal ini menyebabkan tekanan harga di Indonesia, di mana harga baja berpotensi turun dalam jangka pendek akibat membanjirnya produk baja murah dari China. Tantangan yang Dihadapi Indonesia,” kata Setia dalam keterangan tertulis Senin (7/4).
Sebelumnya, AS juga pernah menerapkan tarif impor baja sebesar 25 persen dan aluminium sebesar 10 persen. Hal ini punya dampak pada perdagangan dunia walau saat itu pengaruhnya masih cukup terbatas kepada Indonesia.
Untuk baja karbon, saat ini Indonesia lebih terfokus ke Uni Eropa dengan pangsa 40 persen dari seluruh ekspor produk serupa atau setara dengan USD 480 juta. Dengan begitu dampak tarif baru bakal lebih terasa pada sektor baja hilir seperti stainless steel dan ferro alloy karena bergantung pada ekspor ke AS.
“Kebijakan ekspor karbon baja dari Indonesia dampaknya relatif terkendali, sehingga tidak berdampak langsung,” kata Setia.
Sementara itu ekspor produk stainless steel, produk besi, dan ferro alloy serta baja finished berbasis nikel justru terfokus ke China. Ekspor ini memiliki nilai nilainya lebih dari USD 158 juta dari total ekspor baja USD 258 juta.
“Sehingga apabila ekspor produk hilir stainless steel Indonesia ke negara tujuan AS terganggu, maka dampaknya akan dirasakan juga oleh para eksportir bahan baku stainless steel dari Indonesia. Hal tersebut dicermati dari komposisi jenis baja yang diekspor oleh China ke pasar AS,” ujarnya.
Untuk hal ini PT Krakatau Steel (Persero) Tbk juga akan memperkuat pasar Asia Tenggara dan Asia Timur.
"Kami menekankan perlunya mengendalikan praktik perdagangan tidak adil seperti dumping dan subsidi, serta mengusulkan peran Krakatau Steel sebagai Pusat Logistik Baja untuk mengoptimalkan ketahanan industri nasional,” kata Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan.
Selain tekanan terhadap harga baja, Wakil Ketua Komite Eksekutif IISIA, Ismail Mandry, menyebut Indonesia juga terancam oleh pengenaan bea masuk tambahan AS.
"Sebagai salah satu mitra dagang AS yang posisinya cukup penting di urutan ke-15. Kondisi ini akan dirasakan sangat berat bagi Indonesia, yang berusaha dengan keras menembus pasar AS, namun dikenai kenai...